22 Agustus 2013

Dunia yang hilang

Seberapa pantas dikau berkicau tanpa makna
Mendapati dunia yang terlalu sempit untuk dijamah
Bualan terhadap setiap insan engkau torehkan
Kau bilang itu spesial?

Kenapa sajak-sajak ini masih kau tuliskan
sedang api unggun tetap mempesona meski membakar bunga-bunga indah
kau yang tertanda sudah mati hatinya
Masih membual untuk mereka yang tak tahu apa-apa dengan sifat aslimu
Lantas, kau bilang itu spesial?

Jika dunia yang dulu hilang
Mengapa masih berkutat membuat dunia yang lain
dunia yang mungkin akan selalu hilang
Tumbuh dan lagi-lagi hilang
Habis masa untuk membuat dunia-dunia fana
Jika tetap hilang, akankah masih tetap spesial?

Butuh waktu untuk membuktikan, dunia yang hilang itu adalah spesial.

Bogor, 23 Agustus 2013

24 Juni 2013

Hari spesial..

Bismillah

Semenjak subuh tadi, saya sudah berfikir, hari ini adalah hari terspesial, spesial karena respon fikiran saya demikian. Hal itu diperkuat dengan bersilaturahmi dengan teman-teman BSC (red: Bogor Science Club), tempat saya magang sekarang (Cie, padahal baru masuk, he) bisa diibaratkan se-abad tidak bertemu (Berlebihan sekali, ckck). Plus olahraga bareng, memecah kebekuan yang mungkin sempat tertanam atau tumbuh tak sengaja.

Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi). (Shahih Muslim No.4638)

Shahih lho hadistnya, setau saya, silaturahmi benar-benar baik untuk rezeki dan usia anda, pemirsah facebookers. Ketemu sahabat, senyum, tertawa, bercerita, berbagi ilmu (bahkan ada yang masih sharing tentang tembakau, eitss, keceplosan, hehe, maaf mas), dampak positifnya ya sehat, minimal pikirannya sehat. Soal rezeki, jika silaturahmi tulus, insya Allah rezeki dalam bentuk apapun Allah kasih, bisa didefinisikan olahraga hari ini juga rezeki, bisa sehat, tubuhpun tak mudah rentan dengan penyakit. Impact keduannya memperpanjang usia.

Bertemu lagi dengan sosok anak sederhana, berbaju coklat, bertuliskan rooney dibelakangnya. Bukan pemain bola ternyata, malah wasit badminton. Penuh semangat, tertawa riang meski tidak mengenal siapa lawan bicaranya. Mungkin sebagian orang pun acuh dengannya. Sok kenal lo (yang ini ekspresi "gue" yang dulu, he). Tapi setelah membaca buku tentang akhlak rasul, justru saya bisa mengambil hikmah dari pertemuan saya dengannya. Anak yang polos, seperti sudah berkenalan lama. Senyum, bahkan menjawab dengan ramah ketika ditanya, benar-benar mencerminkan akhlak rasul.

Smile is the shortest distance between two people, senyum adalah jarak yang terdekat antara dua manusia, dalam kalimat bermakna, Nabi muhammad bersabda, "Senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah" (HR Tirmidzi)

Perkara kecil, yang mungkin saya sudah utarakan berkali-kali dalam status-status saya, karena saya merasa hal inilah yang membuat saya lemah untuk emosi, marah bahkan, selalu berfikir positif. Bahkan dalam hadist diatas, itu adalah sedekah. Yang penting, jangan sedekah diam-diam, alias senyum senyum sendiri, itu diluar pembahasan kita. Minimal tebar senyum saja, sedekah hari ini, bagi yang dompetnya kering, ada cara tersendiri untuk sedekah, yakni dengan senyum ya. Senyum kepada siapa saja. Sisanya, biar Allah dan malaikat disamping kita menghitung sudah berapa milyar si fulan sedekahkan hari ini. Intinya, keep smile mas/mba bro..

Yang terakhir adalah ramah. Ramah kepada siapapun, tebar salam kepada siapapun (ini yang masih belum saya laksanakan optimal pemirsah, jadi kalo ketemu saya tidak sapa, atau salam, tegur, bila perlu tabok aja, he). Seperti kata aisyah istri nabi, "Rasulullah adalah yang paling lemah lembut, selalu senyum dan tertawa" (Manajemen cinta sang nabi, hal 305). Dalam hadis yang lain disampaikan, bahwa Dari ibnu Mas'ud, "seseorang lelaki mendatangi Rasulullah, dia mengucapkan kata-kata dengan keras sehingga urat lehernya jelas terlihat, kemudian nabi berkata, "berlemah-lembutlah, aku bukanlah raja, aku hanya putra dari seorang perempuan yang makan daging kering (makan sederhana)" (HR Ibnu Majah).

Kurang lebih dari subuh tadi sampai penghujung dzuhur, mengambil hikmah dari beberapa kejadian. Allah yang mengatur, dan saya termasuk orang yang percaya itu, dan tidak ada satu detikpun terlewat tak memiliki makna. Hanya kita, manusia, yang cenderung mengambil hikmah ketika mendapat kondisi yang jelek, kondisi terbawah, padahal dari kondisi apapun, kita bisa mengambil pelajaran.

Saya tekankan saya bukan ustadz, yang pernah mondok di pesantren, saya hanya seorang manusia yang mencoba untuk memperbaiki diri, mengikuti apa kata nabi, apa kata Al Quran, walaupun masih belum bisa dilaksanakan semuanya. Yang membuat saya termotivasi adalah, saya ingin beruntung saja, di dunia dan akhirat. Seperti surat yang biasa kita baca nih

Demi masa sesunggunya manusia dalam keadaan merugi. kecuali orang orang yang beriman, beramal shaleh, saling sehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran." (Q.S Al-Asr 1-3)

Keep smile, ramah, dan tebar salam. ^^

Penghujung Dzuhur, 25 Juni 2013

11 Juni 2013

Jika Cinta

jika cinta sudah bicara
harusnya nestapa jadi bahagia
bencana tak menggeser kakinya
apalagi benci, apalah artinya

jika cinta sudah merona
lihat sana berbunga bunga
hitam jadi warna warna
bahkan gelapnya hati terang seketika

jika cinta sudah berada
dalam hati sang pengembara
tak ada kata tersesat apalagi terhina
hidayah, hidayah, berjuta rasanya

jika cinta masih tanda tanya
kejarlah, karena cintaNya tak biasa
gapailah, bagaimanapun caranya
karena cintaNya damai dan selalu membara
tak goyah meski dunia runtuh seisinya
tak terhitung meski banyak bintang tandingannya

jika cinta itu sempurna
maka dia pemilik satu satunya
rela menyebutnya berjuta juta
dialah Allah azza wa jalla..

09 Juni 2013

Waktu lalu

Teringat masa lalu
Yang penuh dengan kelabu
Semua serba terburu
Jiwa suci tersisih pilu
Semuanya tampak dan lantang dengan hawa nafsu

Teringat waktu lalu
Diri yang tak tahu malu
Datang dan meringis meminta ampunanMu
dan berjanji untuk tak akan kembali ke sifat-sifat itu

Teringat waktu baru
Datang lagi secercah harapan itu
Membelokkan kaki-kaki ketika terserang paket akut galau
Membaca, mengusahakan tetap membaca dan mengerti arti hadirMu
yang hadir dalam setiap detak jantungku
CintaNya tak berujung, ternyata bertawaf disekitarku.

Teringat waktu baru
Kirimkan sebait doa untukmu
Allahummagfirlahu, semoga Allah mengampuniMu
Yang tak bisa terjamah oleh tangan nyataku
Tempat kita boleh jauh
Waktu kita, boleh tak seindah dulu
Namun hati-hati kita selalu terpaut dalam ketaatan kepadaNya dan tak akan terbungkam oleh singkatnya waktu.

(Saiful Khair, 9 Juni 2013)